RSS

Satu Semester Dua Minggu di Kota Hujan


Bogor, 23 Februari 2013
            Sebuah mobil Xenia melaju dengan kecepatan sedang dijalanan Bogor yang pagi itu terasa sangat sejuk. Di mobil itu terdapat supir dan tiga orang penumpang. Berbeda dengan biasanya, kali ini semua diam. Ayah duduk didepan dengan raut muka yang sulit diartikan. Ibu terlihat ingin menghiburku tapi kondisiku saat itu memaksanya untuk kembali diam. Om Rusmana sibuk menyetir mobil dalam kebisuan. Aku sendiri hanya melihat pemandangan dari kaca jendela mobil sambil memeluk Bhowchan – boneka beruang kesayanganku – dengan pandangan yang seolah menerawang tanpa batas.
            Kali ini pepohonan gagal menghiburku. Kali ini pemandangan sepanjang jalan Bogor-Cirebon gagal mengalihkan perhatianku. Kali ini MP3 gagal membuat aku ikut bernyanyi. Tidak ada keceriaan yang terpancar seperti biasanya. Tidak ada tangis. Bahkan tidak dapat aku rasakan kondisi fisikku yang memburuk saat itu. Benarkah aku harus mengambil jalan ini? Sebagian hatiku gembira tapi sebagian lagi ingin kembali kesana…
***
            2012 - Masih jelas teringat olehku ketika aku mendengar kabar itu, aku berjalan setengah berlari menuju ruang Bimbingan dan Konseling sekolahku. Saat itu pula aku melihat namaku tertera sebagai satu-satunya siswi yang masuk Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (PK MIJMG yang selalu disebut sebagai PK GZI nantinya) di Program Diploma Institut Pertanian Bogor (DipIPB). Masih aku ingat kata-kata Ayu “Kamu lebih cocok masuk Kesehatan dibanding masuk Kependidikan.” juga kata-kata Hijah “Kamu serius mau ambil IPB, Tan? Aku nggak percaya kamu bakal jadi Ahli Gizi nantinya, padahal kamu cocok banget jadi guru Matematika, Tan. Serius deh, setiap aku diajarin sama kamu pasti langsung ngerti.”
            Masih lekat pula dalam ingatanku ketika aku melakukan registrasi di kampus yang berada di jalan Kumbang itu. Di pelataran gedung megah itu, aku bersama ratusan calon mahasiswa baru (maba) lainnya yang serentak memakai kemeja putih dan rok(P)/celana bahan(L) hitam duduk menunggu giliran registrasi. Meski berada di tengah Kota, suasana disana cukup sunyi dan sejuk akibat banyaknya pohon yang rindang. Aku menatap gedung itu lama. Aku takut, tapi aku harus berjuang disini. Selamat datang dunia kampus dan selamat tinggal mimpiku...
Jas Almamater IPB + Topi Pertanian
Alur registrasinya sendiri lumayan lama karena aku harus mengikuti prosedur mulai dari pengisian berbagai formulir, menyerahkan semua persyaratan registrasi, cek urine dan darah serta pengukuran tinggi badan dan berat badan. Memang, untuk PK GZI yang akreditasinya terbaik di DipIPB, berat dan tinggi badan menjadi syarat mutlak. Beberapa calon mahasiswa baru yang tidak sesuai kriteria PK GZI bahkan harus pindah ke PK lain. Saat itu, aku berhasil lolos dengan tinggi badan 157 cm dan berat badan 40 kg. Setelah dinyatakan lolos seleksi kriteria calon mahasiswa PK GZI, aku harus melakukan pengukuran seragam khusus PK GZI. Seragamnya sendiri ada tiga macam. Untuk sehari-hari harus memakai kemeja putih dan rok/celana bahan warna hitam, pada hari tertentu akan ditambah rompi PK warna merah (untuk angkatan 49) dengan shall cantik. Ada batik yang juga beda tiap angkatanya dan baju masak untuk praktikum di Lab Kulinari (baca dapur).
Baju Program Keahlian (PK)  GZI IPB 49
Baju Masak ala Cheff
Aku masih ingat dengan jelas ketika aku melihat kamar kosku pertama kalinya di Kos PM, cukup luas dan berada dilantai dua, ada jendela kecil yang jika malam tiba aku bisa melihat bintang yang dapat menguatkan keteguhan hatiku kembali.
kamar Kosku
Aku berkenalan dengan Mbak Putri pertaman kali yang saat itu masih harus berada di kamar yang juga milikku sampai wisuda. Mbak Putri itu orangnya cantik, asal Bekasi, mahasiswi GZI yang cerdas, baik dan sangat ramah padaku. Aku juga berkenalan dengan Mbak Icha dan Mbak Dewi yang kamarnya berada tepat disamping kiri kamar kosku. Mbak Dewi juga mahasiswi GZI, satu angkatan dengan Mbak Putri, orang Bali yang kalau manggil aku “Dik” bukan “Dek”, cantik dan suka banget pake dress pendek. Kalau Mbak Icha ini keliatannya agak judes, tapi ternyata sangat perhatian dan punya badan yang mungil cantik.  Well, memang nggak banyak kenangan bersama Mbak Putri, Mbak Dewi dan Mbak Icha karena setelah wisuda mereka pindah ke Dramaga untuk melanjutkan studi S1 melalui jalur Ekstensi IPB.
Anak Kos PM sebelum Ekstensi IPB
Hal yang aku syukuri pertama kali adalah fakta bahwa hidupku amat bahagia bersama para penghuni Kos PM. Mereka adalah keluargaku, aku menyebutnya dengan sebutan “Keluarga Kecil Bogor”. Kota Hujan menjadi Kota penuh cinta karena mereka…
1.    Bude Dodol
Bude adalah pemilik Kos yang sangat gokil, tingkahnya cukup konyol mengingat umurnya yang sudah terbilang “Nenek-nenek”. Nama Dodol sendiri diambil karena Bude selalu menyebut kata “Dodol”. Bude selalu percaya diri untuk tetap tampil muda hahaha :D Bude selalu mengganggap kami anaknya, memanggil kami dengan sebutan “Mbak” dan “Bang”. Mau memasakkan kami makanan meski kami utang dulu (aku sangat suka nasi goreng dan sambel buatan bude). Bagiku, Bude adalah Ibu angkatku. Bude selalu sayang aku, mengurusku ketika aku sakit, menasehatiku ketika aku mulai menyerah, menemaniku ketika aku bosan dan yang aku suka Bude selalu menyisir rambut panjangku setiap aku selesai mandi. 
Aku dan Bude
2.    Pakde
Suami Bude yang sangat ramah dan sabar. Kata-katanya lembut, sangat bijaksana, Pakde sering menasehatiku terutama ketika aku bercerita tentang kehidupan kampusku. Pakde berjualan bakso keliling, tapi entah kenapa setiap aku bertemu Pakde diluar Kos Pakde selalu saja bilang “Ndak usah cium tangan. Tangan Pakde kan kotor. Sana pulang terus makan ya..”
3.    Mbak Ermi
Mbak Ermi sudah lulus D3-Teknik Informatika DipIPB dan bekerja di Jakarta ketika aku mulai Kos disana. Setiap pagi Mbak Ermi selalu berangkat dengan kereta. Meski jarang ada di Kos – karena pulang malam – Mbak Ermi adalah kakak terbaikku. Mbak Ermi sangat suka makan tutut, dan sebagai yang sudah bekerja Mbak Ermi sering membelikan tutut untuk kami semua. Sekarang Mbak Ermi juga kuliah di Bandung dan Kos di daerah Cikutra.
Aku dan Mbak Ermi
4.    DipIPB angkatan 49 “Generasi Berkarya” di Kos PM
a.    Bang Vaksi
Mahasiswa DipIPB jurusan Teknik Komputer (Tekom) yang suka banget travelling terutama mendaki gunung. Dia yang paling baik, paling deket dan paling perhatian sama aku. Aku akan selalu menganggapnya sebagai kakak apapun kondisinya. Terima kasih Bang, atas segala kenangan diantara kita :D I will always remember... jangan lupakan ini ya :)
VaksIntan
b.    Bang Aziz
Bang Aziz juga ambil Tekom sama kayak Bang Vaksi. Orangnya memang jutek dan gampang marah tapi aslinya dia sangat baik dan setia kawan. Aku paling takut kalau Bang Aziz marah, sumpah aku nggak mau dimarahin Bang Aziz lagi. Paling dewasa sikapnya diantara kita dan selalu diem untuk merenung sebelum bertindak.
Bang Aziz, Aku dan Bang Vaksi
c.    Bang Nadi
Mahasiswa Teknik Lingkungan (LNK) DipIPB. Paling pendiam dan ramah. Bang Nadi bisa masak, makanya dialah yang banyak membantu ketika aku pertama masuk GZI, dia yang membantu aku menyelesaikan tugas perencanaan menu atau ditanya seperti ini sayur lodeh itu bahannya apa aja, soto Bogor itu bahannya apa, bubur kacang ijo pakai santan nggak, cara bersihin ikan itu bagaimana. Dia juga selalu bersikap netral saat anak-anak Kos PM bertengkar.
d.   Erick
Temen berantemnya Bang Vaksi. Mahasiswa Akuntansi (AKN) DipIPB. Paling ganteng tapi sikapnya kayak anak kecil (makanya aku nggak mau panggil Bang). Suka dandan dan suka ngaca lama sambil bilang “Tan, gue udah ganteng belum?” kalau bilang “udah” malah bilang “Masa?” kalau bilang selain kata “udah” dia pasti minta pendapat baiknya bagaimana, kalau udah dikasi pendapat pasti langsung ngacir ke kamar, ganti baju dan ngaca lama lagi -_-
Juga mereka yang perhatian padaku
a.    Ibu warung atas
Suaminya asal Cirebon, makanya Ibu selalu baik padaku. Selalu nyapa aku setiap pagi sebelum ke kampus. Selalu siapin lollipop kesukaan aku. Aku sangat menikmati saat ketika aku duduk diwarung Ibu, letaknya yang diatas Kos PM bikin udara Bogor yang sejuk lebih terasa J
b.    Ibu Ajeng
Nah, kalau Ibu Ajeng ini jualan makanan. Ibu sangat ramah dan dermawan. Setiap aku beli masakan Ibu selalu dikasi dengan harga murah. Bayangkan nasi, telur, ayam suir dan sayur cuma Rp 5.000,00 untukku. Kadang aku dikasih bonus buah, kueh dan apapun yang Ibu punya.
            Aku masih ingat ketika aku harus menjalani Matrikulasi – sebagai ganti Ospek - selama sebulan dengan setengah hati. Aku sudah harus kuliah disaat beberapa teman-temanku belum mendapatkan Perguruan Tinggi yang mau menerima mereka, disaat sedang menunaikan ibadah puasa dan hanya dengan mempelajari dua mata kuliah saja yaitu Dasar-dasar Ilmu Gizi (Dasgiz) dan Aplikasi Komputer (Aplikom) selama empat hari dalam seminggu seharian full. Aku masih ingat betapa aku sangat tertekan karena mata kuliah Dasgiz. Aku harus menghafal Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), menghitung kandungan Gizi suatu makanan bahkan menyusun menu yang bergizi. Tugas yang banyak dan pengetahuanku yang minim sekali semakin membuat aku tertekan kuliah disana. Namun, anak-anak Kos PM selalu medukungku untuk terus bertahan dan merasa nyaman berada di Kota Bogor.
Menghitung Kandungan Gizi
            Bersama anak-anak PM, aku menemukan kebahagiaan yang nggak pernah aku bayangkan sebelumnya. Mereka satu alasan bagiku untuk segera kembali ke Bogor. Kami seperti keluarga tanpa ikatan darah. Jalan-jalan, makan bersama, pulang malem, makan tutut, main kartu, maskeran, tertawa bersama seolah telah menghilangkan bebanku yang amat besar saat itu. Malabar, Botani Square (Boker), Bogor Trade Mall (BTM), Kebun Raya Bogor, Taman Kencana, Lapangan Sempur, The Jungle dan Puncak Bogor mungkin menjadi saksi betapa kita sangat bahagia saat itu. 
Bang Nadi, Aku dan Mbak Ermi
Jalan Malem - Aku, Bang Vaksi, Mbak Ermi
Boker - Aku, Mbak Ermi, Bang Nadi
Mbak Ermi, Aku dan Bang Aziz
The Jungle - Aku, Mbak Ermi, Bang Aziz, Bang Nadi
Kebun Raya Bogor with Para Abang
Erick, Bang Nadi, Aku dan Bang Vaksi
Kenangan bersama kalian adalah anugerah hidupku, terutama ketika Idul Adha dan ulang tahunku di tahun 2012 :’)
Idul Adha di Kos PM
Bersama mereka diruang TV Kos PM
Ultah ke 19 jam 1 pagi
Perayaan Ulang Tahun bersama anak Kos PM
            Tidak ketinggalan juga sahabat-sahabatku yang terbaik di GZI IPB. Ada Ciya, yang selalu menjemputku di Kos setiap pagi untuk pergi ke kampus bersama. Kami berdua biasanya akan menunggu Fida dan Asti di Gang Melati sebelum ke kampus. Ada juga Yani dengan tingkah lucunya. Mereka adalah sahabat terbaik untukku, tanpa mereka mungkin aku tidak sekuat waktu itu. 
Ciya yang selalu menjemputku setiap pagi
Hunting photo with Ciya
Asti, Ciya, Fida dan Aku
Juga kenangan bersama Chyntia, Dara dan Okta sesama PK GZI yang bergabung dengan Teater Jendela untuk menari di GWW IPB hingga aku bisa melihat Bondan dan f2b secara langsung :’D
GWW IPB Dramaga
MANAJEMEN INDUSTRI JASA MAKANAN DAN GIZI
PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

            Aku selalu ingin lari dari fakta bahwa aku mungkin akan menjadi Ahli Gizi kelak. Aku ingin lari dari semua kesulitan yang aku alami disana. Mimpiku untuk berada didepan kelas membuatku semakin kalut. Sungguh, benar ada dalam hatiku untuk berjuang melawan segalanya. Melupakan mimpiku, bukan perkara mudah. Bahkan mereka berkata menjadi pendidik adalah panggilan jiwa untukku, bukan hanya sebatas keinginan atau ambisi. Meskipun begitu, aku selalu berjuang untuk menjadikan masa-masa di kampus Cilibende (CB), Gunung Gede (GG) dan Baranangsiang (BS) semaksimal mungkin, sebisa dan memampuku untuk menjadi bagian dari skenario Allah swt untuk mencapai kesuksesanku kelak :’)
Kampus Baranangsiang (BS)
Fakta Mahasiswa GZI DipIPB :
Mahasiswa PK GZI sering mendapat julukan “Istri Idaman” dan “Suami Idaman” dengan alasan :
1.    Kami selalu memakai seragam yang bersih dan pas dibadan, very good looking
2.    Kami selalu memakai sepatu high heel(P)/pantopel(L) warna hitam, mahasiswi GZI kalau jalan itu keliatan anggun sedangkan mahasiswa GZI keliatan gagah (katanya :p)
3.    Ada beberapa mata kuliah yang mewajibkan mahasiswi GZI menggunakan make up, sudah pasti jago soal dandan (nggak akan bikin malu buat diajak jalan bro :p)
4.    Kami pandai memasak dan mengerti soal gizi makanan termasuk memilih bahan yang baik, makanan aja bisa kita jaga apalagi jagain kamu dan calon anak kita muehehehehe :D
5.    Tinggi dan berat badan kami sebagai calon Ahli Gizi sangat ideal, nggak ada kata under weight apalagi gendut -_- 
6.    Ketika lulus kami pasti bekerja di Hotel, Rumah sakit atau Industri makanan
            Sejujurnya ketika aku kuliah di PK GZI, aku merasa sangat bangga sekaligus merasa sangat tertekan. Tugas yang banyak dan sistem pembelajaran yang sangat disiplin cukup membuatku sedikit stres saat itu. Masih aku ingat ketika aku dihukum oleh Pak Roy, karena nggak bisa menjelaskan sirkulasi portal didepan kelas.
Hukuman dari Pak Roy, gambar dan bagan Sirkulasi Portal

Belum lagi tugas-tugas yang harus menggambar dimata kuliah Analogi dan Fisiologi Manusia. Membuat menu dan voucher dimata kuliah Teknik Pelayanan Makanan. Kuis setiap minggu, tugas wajib ketika praktikum dan Uji Kompetensi. 
Tugas gambar kayak gini, memang asik banget :) Setidaknya bisa menyalurkan bakat menggambar aku yang nggak pernah dapet perhatian >.< handmade nih... keren kan? mirip fotokopian belum?
 



Masih aku ingat betapa aku sangat panik ketika harus menghadapi ujian dadakan mengenai bumbu-bumbu masakan, juga ketika pertama kali praktik memasak di Lab kulinari di kampus Gunung Gede (GG). Bayangkan aku sama sekali nggak tau nama bumbu kecuali garam dan gula, aku juga nggak bisa nyalain kompor gas ketika pertama kali praktikum memasak :'( apalagi temen cowokku seperti lebih jago, rasanya? sungguh malu dan sakitnya tuh dihatii... >.<  
Memasak adalah keistimewaan tersendiri untuk mahasiswa GZI. Sebelum masuk Lab Kulinari kita harus menyiapkan perencanaan menu yang ditulis dikertas folio mengenai resep yang akan kita buat keesokan harinya dalam kelas praktikum termasuk perencanaan Kandungan Gizi yang diprediksikan. Kami harus memakai baju masak, celana bahan, sepatu hitam, efron, topi masak, dan name tag. Perlengkapan perang anak GZI seperti pisau (biasa dan garnish), timbangan digital, gelas ukur, sendok, garpu, tempat makan, sarung tangan, kartu menu, kain juga buku kecil dan pulpen. Lucunya disiini, setiap mau praktikum ada aja yang bilang "sexy sih, cantik sih, keren sih tapi bawaannya pisau broo.." apa mau dikata, pisau adalah andalan anak GZI ketika praktikum, tanpa pisau apalah arti kehadiran kita hahaha :D
Mahasiswa GZI DipIPB ketika Praktikum
Lab Kulinari - Cake Decoration tema Natal
Saat masuk Lab Kulinari kami harus berbaris menurut absen untuk pemeriksaan perlengkapan oleh Asdos sebelum masuk. Bergabung dengan kelompok masing-masing dan mempersiapkan perlengkapan dimeja. Kemudian berkumpul untuk mendengarkan pengarahan sekilas dari Dosen. Setelah itu, kami akan diberikan bahan-bahan oleh dosen, mengambil bahan dan bumbu yang belum ada sesuai dengan resep yang harus sudah dihafal sebelumnya. Mulai memasak dengan tepat takaran, tepat waktu dan terjaga kebersihannya.  Setelah masak kita harus membersihkan Lab Kulinari, ada yang nyapu, ngepel, buang sampah dan memeriksa perlengkapan Lab. Jika sudah, kita akan menunggu diluar Lab untuk menghitung kandungan gizi yang nantinya harus dicantumkan dalam leaflet sebagai laporan selesai praktikum. Itu adalah saat istirahat terbaik setelah masak dalam kondisi berdiri berjam-jam. Dosen akan memanggil kembali untuk memberikan komentar pada hasil masakan kita sebelum akhirnya kita akan membawa makanan yang kita buat dalam tempat makan yang telah kita bawa. Asiknya yah gini, setelah praktikum bawa makanan enak untuk dimakan sendiri :') Ini beberapa hasil kreasi kami para calon Ahli Gizi...




Table Manner, Bengkuang dan Timun


Fondan
Penyajian Akhir 
Iyah, karena praktikum di Lab Kulinari ini aku jadi belajar banyak hal. Terutama ketika Uji Kompetensi yang harus memasak sendiri. Aku belajar bagaimana memilih bahan yang baik di Pasar, membersihkan bahan dengan benar, memasak dengan teknik yang baik, memperkirakan takaran bumbu, menyajikan dengan sentuhan garnish, menghitung kandungan gizinya, mengenal banyak istilah kulinari, mengenal banyak metode dalam memasak, mempelajari bagaimana ketika kita menjadi tamu, pelayan atau bos, belajar banyak tentang ilmu gizi makanan, bahkan belajar untuk menghargai sesama. Belajar mencuci piring, belajar ngepel, belajar hidup bersih, belajar untuk tekun, cermat, teliti, cekatan dan tidak mudah menyerah. Seperti semboyan Program Diploma Istitut Pertania Bogor “Tangguh, Terampil dan Berkualitas”.
            Aku belajar cukup banyak disana. Aku sangat menikmati ilmu yang aku dapat disana. Sungguh, terlalu banyak hal yang nggak bisa aku ungkapan tentang apa yang aku alami di GZI IPB. Sampai akhirnya aku sakit dan memutuskan untuk mengundurkan diri. Kenangan ini akan aku simpan :')


            Aku mengundurkan diri bukan tanpa alasan dan bukan tanpa pertimbangan. Aku sudah memikirkan segalanya bahkan sejak awal aku berada disana. Aku hanya ingin memperjuangkan mimpiku selagi aku masih bisa untuk mewujudkannya. Iya, aku akan berjuang untuk itu. Aku tidak ingin menghabiskan masa mudaku untuk hal yang aku tidak minati, aku tidak ingin masa depanku aku habiskan untuk bekerja dalam bidang yang bahkan sama sekali tidak pernah ada dalam otakku. Aku punya alasan, aku punya pikiran, aku punya pendirian dan aku tau mana yang terbaik untukku melebihi siapapun. Tapi apapun alasanku itu Program Diploma IPB akan menjadi kampus terbaik yang pernah ada dalam masa pendidikanku :'D

Smandaku, Sekolah Ungu Terbaik

Aku tidak menyesal telah menghabiskan tiga tahun remajaku di Sekolah Ungu ini…
Aku tidak peduli meskipun terkadang terasa berat…
Aku tidak peduli meskipun terkadang aku merasa sangat kesulitan berada didalamnya…
Meskipun untuk menjadi yang ter- diantara yang ter- aku harus lebih ekstra dalam segala hal…
Aku sungguh tak peduli betapa berat rintangan disini…
Faktanya sekolah ini terlalu indah untuk diungkapkan…
Sekolah yang mengajarkan banyak hal padaku…
Sekolah yang meyakinkan bahwa
“Mimpi sebesar apapun itu, kita pasti bisa mewujudkannya”
SMAN 2 CIREBON - 2014
            SMA NEGERI 2 CIREBON berada di jalan Dr. Cipto Mangunkusumo No. 1 Kota Cirebon. Orang-orang selalu menyebutnya dengan sebutan “SMANDA”. Letaknya yang berada ditengah Kota membuat SMANDA dikelilingi beberapa bangunan terfavorit untuk dikunjungi seperti Grage Mall, Cirebon Super Block (CSB) dan Gunungsari Trade Center (GTC). Meskipun begitu, selama sekolah di SMANDA, aku sangat jarang nongkrong diketiga tempat itu. Tugas dan jadwal di SMANDA yang terlalu padat rasanya menjadi prioritas utama dibandingkan menghabiskan sedikit waktu untuk sekedar have fun (-_-) Uniknya, SMAN 2 Cirebon ini sangat dekat jaraknya dengan SMAN 1 Cirebon dan SMAK Penabur. Meski terlihat sangat tentram dan damai, sebenarnya ketiga sekolah terbaik di Kota Udang ini selalu berlomba untuk menjadi sekolah yang terbaik diantara yang terbaik menurut masyarakat.
            Aku selalu menyebut SMANDA dengan sebutan “Sekolah Ungu”. Bukan karena cat temboknya berwarna ungu, melainkan diambil dari adanya perisai dari logo SMANDA yang hampir berbentuk oval dan berwarna ungu. Warna ungu tersebut menandakan warna dunia pendidikan. Hal lain yang aku suka dari logo SMANDA adalah adanya pita warna kuning emas dengan tulisan “Parasdya Paramatatva Cisya” yang artinya “Siswa yang berkehendak mencapai cita yang sebenarnya”.
            Berbicara tentang kedisiplinan, SMANDA termasuk sekolah yang terkenal disiplin. Kedisiplinan tersebut dapat dilihat oleh masyarakat dari kebiasaan SMANDA yang selalu tepat waktu dalam menetapkan pukul 06.45 WIB sebagai waktu ditutupnya gerbang utama. Jika telat 1 menit saja, lupakan untuk bisa masuk dengan mulus. Jika beruntung, SMANDA Civil – begitu sebutan untuk siswa smanda – akan mendapat hukuman  berupa push up atau skot jump sebelum masuk kelas, jika sedang sial SMANDA Civil harus menyiapkan mental baja untuk memperoleh ceramah dadakan (re : dimarahin) oleh guru piket yang berjaga di gerbang utama. Biasanya setelah itu, orang tua akan dihubungi oleh guru piket dan pada akhirnya SMANDA Civil akan diizinkan untuk pulang kembali. Tapi, justru hal itulah yang membuat pagiku selalu bermakna mengingat jarak rumahku yang berada di Kabupaten cukup jauh jika ditempuh dengan angkutan kota (angkot). Btw, ada 4 pilihan untuk pergi ke sekolah bagiku :
1.        Kalau lagi kepagian banget (jam 6 kurang), aku cukup naik GP turun di lampu merah Gunung Sari dan jalan kaki untuk menikmati udara pagi Kota Cirebon menuju Sekolah Ungu.
2.        Kalau lagi tepat waktu (jam 6), aku biasa naik GP atau Elf untuk turun di Kedawung. Dari Kedawung aku naik D7 untuk turun didepan Sekolah Ungu. Hal yang aku suka adalah adanya Polisi yang selalu siap siaga membantu SMANDA Civil untuk menyebrang.
3.        Kalau udah ngerasa telat (jam 6 lebih 10 menit), aku akan menunggu GP Mang Bad yang punya ciri khas adanya gambar bunga mawar merah dikaca mobil bagian belakangnya. Uniknya kalau pagi, GP ini dikhususkan untuk siswa SMANDA dan Penabur aja. Tarifnya memang lebih mahal dibanding GP lainnya, tapi Mang Bad dijamin bisa ngebut dan berhenti tepat didepan sekolah (ke Penabur dulu baru ke Smanda). Kerennya nih yang naik GP Mang Bad itu orangnya ya itu itu aja, jadi kita udah saling kenal. Kalau lagi ujian (UTS atau UAS) kita pasti belajar dimobil dan yang nggak ujian harus diem patuh tanpa cela :) Untuk menghormati, menghargai dan tentu saja bentuk dukungan.
4.        Kalau udah telat banget (jam 6 lebih 20 menit), aku pasti naik GP pertama yang aku liat, turun di lampu merah Gunung Sari sambil teriak “Mamang becak, SMANDA nggak pake lama!”. Nah, biasanya nih Mamang becak udah pada paham sama gelagat anak SMANDA, makanya tanpa komando, itu becak bisa berubah jadi motor beroda tiga dadakan :p Asiknya kalau udah telat gini ketemu sama temen se-telat-an, bukannya panik karena hampir telat, kita pasti akan ketawa kegirangan karena kekonyolan kita. Pernah nyobain naik becak berempat atau berlima saat telat? Itu tuh perpaduan konyol yang seru dan asik banget :D

Gerbang Utama SMANDA
Well, sebenernya kedisiplinan disana nggak cuma soal waktu tapi juga soal perlengkapan. SMANDA itu memang unik. Meskipun bisa lewat gerbang utamanya jangan harap bisa masuk gerbang kedua jika perlengkapan sekolah ada yang salah. Anak-anak dari Dewan Keamanan (DK) setiap pagi akan berjaga di gerbang kedua untuk mengawasi penampilan standart anak SMANDA (baju khas SMANDA, rok panjang/celana bukan model pensil, sabuk SMANDA, kaos kaki setengah betis, sepatu dominan warna hitam). Kalau ada yang salah, hukumannya bisa skot jump atau push up, ada juga yang berupa penyitaan barang terutama sepatu dan kaos kaki.
Sedikit cerita, dulu aku pernah benci banget sama salah satu anak DK, aku nggak tau namanya sampai sekarang (>.<) yang jelas dia terkesan sok ganteng banget deh! Suatu hari, aku sengaja pake kaos kaki dibawah mata kaki yang sumpah udah bau banget. Nah ketika aku jalan didepan dia, aku sengaja kasi liat dengan sedikit mengangkat rok. Hasilnya dia marah-marah. Aku sendiri cuma bisa pasang muka tanpa dosa sambil bilang “Duh, Mas berisik banget sih! Nih ambil aja kaos kaki aku, aku mau ujian Ibu Neneng (kasi kaos kaki depan idung dan langsung pergi gitu aja)” Aku jelas tertawa keras dalam hati ngeliat ekspresinya, ambil aja kaos kaki bau aku, toh aku udah bawa kaos kaki lagi di tas, hahaha :D
Kalau udah lewatin gerbang kedua aku selalu seneng. Kenapa? Nih sekolah emang beneran kece deh! Hawanya selalu positif. Gimana nggak, kalau setiap ketemu sama temen pasti ada aja yang bilang “Hey Intan, semangat ya. Ada ulangankan?” atau “Hey Intan, gimana persiapan lombanya? Sukses ya”. Semua yang ada disana baik guru, temen, kakak kelas, adik kelas, bahkan sampe penjaga sekolah dan yang jualan dikantin selalu memberikan semangat. Tapi dari sekian banyak dukungan itu, aku selalu suka kata “VIVA SMANDA!!!” yang emang udah diajarkan sejak zaman Masa Orientasi Sekolah (MOS). Ajaib deh itu kata, bisa buat penyemangat dan kebersamaan semua elemen yang ada di SMANDA.
Sayangnya, kalau udah masuk kelas di SMANDA bukan perkara mudah. Belajar di Sekolah Ungu ini jangan berharap untuk santai deh! Sistem dan cara mengajar setiap gurunya bener-bener unik, tugasnyapun jangan ditanya, sungguh unik berkepanjangan. Ada tugas yang berat banget rasanya, ada yang harus ke lapangan, ada yang aneh tapi nyata. Belum lagi perkara jam belajar di SMANDA yang lebih lama dibanding sekolah lain. Ibarat kata SMANDA itu “masuk cepet pulang lama”. Makanya nggak heran deh kalau SMANDA Civil suka aneh untuk melampiaskan kepenatannya. 
Ketika fokus dengan tugas yang banyak
Tugas Lapangan
Diskusi Kelompok

Meski begitu, aku sangat menikmati setiap detik di SMANDA, bahkan aku membulatkan tekad untuk menjadi guru suatu saat nanti berkat guru-guru aku ini :
1.        Bapak Tommy Nurul M, S.Pd
Beliau ini adalah guru Bahasa Inggris kelas XII yang dikenal dengan sebutan “Mr. T”. Cara beliau mengajar bener-bener gokil dan menyenangkan. Beliau selalu menjelaskan didepan kelas dengan sebutan “Lo-Gue”. Pembawaan beliau sangat ramah, beliau juga tipe guru yang menganut sistem "tidak ada batas antara guru dan siswa baik dikelas atau diluar kelas". Nah, wajarkan kalau beliau ini kerap dianggap sebagai teman bahkan sahabat bagi SMANDA Civil? Aku selalu suka motivasi beliau, yang paling aku ingat ini “Elo kalau punya mimpi kejer aja kaliii… gue juga bakal seneng ada murid gue yang sukses kelak. Udahlah, nggak usah mikir kalian nggak mampu, kalau kalian mikir gitu ya Allah juga bakal kasi apa yang lo-lo pikirin. Santai aja, buktikan dong kalau lo punya potensi.”
2.        Ibu Neni Rasunawati, M.Pd
Beliau ini adalah guru Matematika ketika aku kelas X yang selalu percaya bahwa aku bisa  menjadi guru Matematika suatu saat nanti, padahal aku sendiri nggak yakin mengingat kemampuanku pada mata pelajaran Fisika dan Biologi jelek banget. Guru yang berkata “Ayo, Semangat! Pasti Bisa, berdo’a sama Allah swt” sambil tersenyum ketika malam Lagosah menjelang UN 2012. Beliau juga guru yang memelukku ketika aku wisuda sambil berkata “Sukses ya Intan.” Ya Allah sedih… sehat selalu ya Ibu…
3.        Bapak Drs. Mohamad Luwisyah
Beliau ini guru Olahraga kelas X dan XI yang sopannya bukan main, kalau ngomong pasti dijaga banget. Kata yang selalu diucapkan beliau adalah “Punten”. Bahkan waktu kita harus berlatih roll depan, Pak Luwis selalu bilang “punten” sebelum membantu setiap anak cewek melakukan roll depan… hebat yah :D Bahkan ketika sedang merazia rambut anak cowok yang gondrongpun Pak Luwis nggak pernah lepas dari kata itu “Punten, siapa yang rambutnya gondrong mangga keluar” nah kalau sudah begini anak cowok pasti langsung keluar tanpa perlu dimarahin atau diperiksa dulu.
4.        Bapak Sarwo Widodo, S.Si
Guru Biologi yang gokilnya bukan main. Selalu membuat mata pelajaran yang penuh kata-kata ilmiah menjadi pelajaran komedi. Menjadikan masa-masa kelas XII yang penuh tekanan menjadi lebih ringan dan berwarna. Bayangin dong, Biologi dibikin lelucon… nah sudah jelas dan pasti bab Reproduksi menjadi bab paling menarik bagi SMANDA Civil yang diajar beliau hahaha :D
5.        Ibu Dra. Neneng Rustiniawati
Guru Bahasa Jepang kelas XI yang terkenal killer banget. Saking killernya, setiap ada suara sepatu high heelnya aja bikin SMANDA Civil kocar-kacir. Bukan apa-apa, mukanya Ibu Neneng itu loh nggak bisa manis, udah kayak setan siang bolong! Hal paling menyeramkan adalah ketika kita harus maju satu-satu didepan kelas untuk ujian lisan huruf Hiragana. Kita harus nulis diudara, didepan kelas dan menghadapi muka Ibu Neneng yang sumpah tatapannya itu mirip kayak elang mau mangsa tikus hidup-hidup. Ujian mental man!
6.        Ibu Titi Setiati, S.T
Lab Kimia
Beliau ini guru Kimia yang killer tapi tegas dan punya banyak motivasi selama pembelajarannya. Aku mulai suka Kimia sejak diajar Ibu Titi dikelas XI. Beliau punya cara menghafal Tabel Periodik yang unik yaitu dengan menghafal kata-kata kombinasi yang disusun dengan mudah. Aku juga suka ketika harus masuk Lab Kimia, bersama beliau kita seperti bermain tanpa melupakan ilmunya. Menjadikan larutan seperti bermain busa ketika kecil. Bermain percampuran larutan seperti bermain warna primer, sekunder dan tersier. Zat-zat kimia seolah menjadi mainan seru bagiku ketika didampingi beliau.
7.        Ibu Dra. Anisah
Beliau ini guru Bimbingan dan Konseling yang bener-bener peduli kepada semua SMANDA Civil. Meskipun SMANDA Civil kebanyakan nggak punya masalah Negatif, tapi Ibu Anis selalu menyenangkan untuk dikunjungi. SMANDA Civil bisa curhat tentang masa depan, pacar, kondisi keluarga bahkan rahasia apapun itu. Beliau juga yang berjasa dalam kuliahku. Beliaulah yang memberi rekomendasi agar aku masuk jalur Undangan Saringan Masuk IPB (USMI) dalam Program Keahlian Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi di Program Diploma IPB tanpa melalui tes bahkan aku sudah diterima sebelum UN 2012 dilaksanakan.
8.        Ibu Pipit Khaerun Nisa, S.Pd
Guru Sejarah kelas XII yang punya paket lucu, lucu suaranya, lucu orangnya, lucu lawakannya. Selalu membuat pelajaran Sejarah nggak cuma sekedar hafalan dan dongeng yang bikin ngantuk. Ditangan beliau Sejarah dapat diubah menjadi dongeng penuh tawa yang selalu membuat waktu terasa cepat berlalu. Aku masih ingat saat Ibu Pipit bilang sebenernya penemu Apollo itu orang Indonesia, orang Jawa. Katanya nama Apollo itu diambil ketika orang Jawa heran dan bilang “waduh, apo lo?” dalam bahasa Indonesia “wah, apa itu?" jayus atau lucu sih? :D
9.        Ibu Dra. Tusliawati
Ibu Lia ini guru Seni Budaya kelas X yang cuma kenal kata "sempurna". Tugas yang bermakna bagiku adalah ketika aku dan teman-teman harus membuat sebuah tarian baru dengan tema Batik. Well, nggak semudah keliatannya. Kita harus menyusun konsep dengan jelas dan semenarik mungkin baik dari segi isi maupun penampilan, presentasi berkali-kali karena dianggap kurang sempurna, menyusun musik sendiri, menyiapkan kostum ala sendiri dan show didepan kelas. Meski berat ternyata dari sanalah kami dapat belajar bahwa akan lebih baik jika membuat sesuatu diawali dengan konsep yang jelas.
Setelah selesai show tari kreasi sendiri - taman Smanda
10.    Ibu Sri Purwanti, S.P
Guru Seni Budaya kelas XI yang nggak terlalu bersikap sempurna seperti Ibu Lia tapi sama-sama kejam soal tugas. Pembawaannya memang cukup santai. Tugas yang bermakna bagiku adalah ketika aku dan teman-teman harus membuat sebuah video klip. Amazing! Meski awalnya berfikir tidak mungkin untuk membuat video klip, tapi akhirnya dalam waktu sebulan kita bisa membuat lirik lagu, mengaransemen musik dengan gitar, masuk dapur rekaman, shooting video dan menjadikannya sebuah video klip abal-abalan yang hebat dimata kita. Jelaslah, perjuangannya…
Setelah rekaman
Shooting untuk video klip
11.    Ibu Deswati
Beliau ini merupakan penjaga Perpustakaan yang sudah sangat dekat denganku. Saking dekatnya aku selalu memanggil beliau dengan sebutan Mbak Des bukan Ibu Des seperti SMANDA Civil lainnya. Aku memang suka berkunjung ke Perpustakaan, terutama ketika BT, jam kosong atau sekedar ingin bolos untuk baca Novel dibangku kesukaanku yang berada dipojok Perpustakaan deket meja kerja Mbak Des. Lucunya Mbak Des ini selalu menyambut kedatanganku dengan kalimat “Ada apa lagi, Tan?” dan selalu juga diakhiri dengan kalimat “Jangan dipake headsetnya kalau belajar”
Banyak masyarakat yang menganggap SMANDA Civil adalah anak-anak pilihan yang luhur budi pekertinya. Faktanya kita sebagai anak remaja juga sama kok. Kita bisa baik bisa juga nakal. Okey, aku jelaskan hal baiknya dulu ya. SMANDA Civil punya kebiasaan membawa bekal makanan dan minum air mineral. Kreatifitas, kebersamaan dan otaknya bisa dipertanggungjawabkan. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya piala yang selalu dipersembahkan SMANDA Civil dihampir setiap selesai upacara baik itu piala tingkat Kota, Nasional bahkan ada yang sampai pada tingkat Internasional, juga dengan adanya event-event keren di SMANDA yang dirancang oleh SMANDA Civil, seperti hadirnya Raditya Dika, Band Kotak dan beberapa acara lainnya yang membuat aku berdecak kagum.
XII IPA 7 - Active - Liat kondisi kelasnya :) air dan bekal makanan
Pensi Smanda - District 2.45 - Kotak Band
Juara 1 LKBBI Putri 
Faktanya nih, kekompakan SMANDA Civil bukan hanya ketika menjadi siswa SMANDA saja, tapi ketika lulus SMANDA Civil akan bergabung dalam IKASMANDA (Ikatan Alumni SMANDA) yang selalu punya event nggak kalah inovatif juga buat anak SMANDA sendiri seperti Uniday bahkan sampai acara gede di Cirebon menyangkut soal pendidikan. Keren memang :’) Oh ya ada satu hal yang menarik ketika menjelang study tour di SMANDA. Sejak dulu SMANDA Civil selalu melakukan danus untuk membantu teman-teman yang kurang mampu sehingga nantinya diharapkan semua bisa ikut study tour. Serunya kita bisa belajar dagang bahkan sampai ngamen kalau target belum kecapai.
Study Tour - UGM Yogyakarta
Study Tour  XI IPA 6 - Dataran Tinggi Dieng 
Semua fasilitas yang ada di SMANDA memang dominan menggunakan bahasa Inggris, maklum SMNDA merupakan salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang hampir menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), tapi sayang pada akhirnya RSBI dan SBI dihapuskan oleh pemerintah. Padahal jelas bahwa SMANDA sudah melakukan banyak persiapan untuk status SBI tersebut. Salah satunya adalah adanya mata pelajaran ICT dan TIK. Sama-sama tentang IT bedanya kalau ICT itu diajar langsung oleh guru yang didatangkan dari Singapura, pembelajarannya menggunakan bahasa Inggris (meski kalau kita udah melongo si guru pake bahasa Indonesia juga hehe) dan kita mendapat sertifikat berstandart Internasional, gila kan? Aku dapet loh hahaha :D Somse dikit bolehlah :p Beda dengan TIK yang diajar oleh guru IT SMANDA, menggunakan Bahasa Indonesia dalam pembelajarannya. Tapi tetep aja para guru IT tersebut sudah mendapatkan pelatihan khusus di Singapura.       
Jeleknya SMANDA Civil? Banyak kok :D Ada beberapa yang nakal bawa mobil, bolos, ada juga yang susah untuk patuh pada peraturan. Biasanya nih, peraturan yang paling susah dipenuhi adalah soal HP. Iya, di SMANDA hanya diperbolehkan membawa HSS (Hp Standart SMANDA) yang cuma bisa sms dan telpon doang. Kalau sudah ada razia dadakan, baru deh SMANDA Civil kalang kabut nyembunyiin Hp berkameranya :D  Kenakalan yang unik tapi sudah menjadi tradisi adalah ketika ada yang ulang tahun. Di SMANDA ulang tahun adalah petaka, terutama bagi mereka yang populer. Anak cowok yang ulang tahun biasanya akan diangkat rame-rame untuk digesek “anu”nya ditiang yang ada ditengah lapangan basket. Sedangkan untuk anak cewek yang ulang tahun biasanya diiket dikursi ditengah lapangan basket juga dan dilemparin telur. Sadis kan? Itulah masa SMA :D Jangan selalu berfikir SMANDA Civil culun karena penampilan baju yang selalu dimasukin, rok/celana yang mirip Jojon dan rata-rata berkacamata :p 
Di SMANDA aku cukup aktif di dua ekstrakulikuler yaitu Paskibra dan Tenda (teater SMANDA). Awalnya aku ikut Paskibra sebagai ekstrakulikuler wajib, sedangkan aku ikut Tenda sebagai pelepas kejenuhan aktifitas sekolah aja. Pada akhirnya, lama-lama kedua ekstrakulikuler itu menjadi kecanduan tersendiri bagiku. Sungguh pengalaman yang tak ternilai harganya. Lapangan dan panggung menjadi saksi beberapa kemenangan gemilang kita :’)
Bersama anak Tenda
Di Tenda aku menjabat sebagai Siwang (sie keuangan = bendahara). Aku selalu suka ketika berkumpul bersama anak-anak Tenda. Seru, konyol nggak ada matinya :D Disana aku bebas menjadi apa aja, mau muda, tua, perempuan, laki-laki, anak kecil, guru, presiden, setan, iblis, orang gila, mau teriak, nangis, marah semua boleh dan nggak ada larangan sama sekali. Seperti semboyan Tenda yaitu “Galang Ribfat Dam Satdah” yang artinya “Menggalang Ribuan Sifat dalam Satu Wadah.”. Latihan olah vokal dan olah tubuh, casting sebelum pentas dipanggung dan semua kenangan berakting ria di Panggung, mana bisa dilupain gitu aja. Terutama ketika aku mendapatkan "keajaiban panggung" dilomba yang mengharuskan aku menjadi tokoh utama dalam skenario berjudul "Bulan Redup dalam Kado Hitam" dan beberapa penampilan kita di acara SMANDA terutama ketika acara Perpisahan Kakak kelas.
Aku juga menjabat sebagai bendahara di Paskibra. Paskibra SMANDA ini uniknya punya nama setiap angkatannya, nama angkatan aku yaitu “Bawikadakara" nama pendeknya "Wira". Nggak mudah loh untuk menyusun nama, kita harus nyari nama pake bahasa Sansekerta dengan berbagai aturan yang akan disahkan pada Sidang Nama beberapa kali. Kalau di lapangan (baca ketika upacara) aku menduduki jabatan sebagai Protokol. Nah, hal yang aku suka di SMANDA sebagai anak Paskibra adalah ketika upacara. Disana, upacara tertib banget, nggak ada suara sama sekali. Kalau ada yang ribut atau nggak pake topi pasti akan ditarik untuk berdiri dipojok lapangan dengan papan merah bertuliskan “Student with special attention” dan itu bagi anak Paskibra hukumnya haram.
Setelah lomba - Kostum Paskibra Smanda
Protokol di Paskibra SMANDA harus menjalani proses penghafalan semua susunan acara saat upacara disamping latihan vokal yang harus pelan tapi penekannya jelas. Faktanya setiap upacara Protokol akan didampingi asisten yang akan memegang mic, tapi Protokol tidak boleh melakukan gerakan apapun kecuali gerakan mata dan atas perintah Pemimpin atau Pembina upacara untuk istirahat ditempat. Memang dimeja ada susunan acara yang diletakan di map batik. Tapi sayangnya bagi Protokol map itu hanya sebagai pengingat, bukan untuk dibaca seperti pembaca UUD 1945 atau pembaca do’a. Aku cukup bersyukur atas didikan ini, suatu hari Mbak Dita lupa bawa map kusus Protokol, akhirnya aku yang saat itu menjadi Protokol dan Aniza yang jadi asisten kalang kabut nggak karuan. Spontan saat itu juga aku dan Aniza praktik hafalan susunan acara langsung di TKP.
Hal menarik ketika upacara di SMANDA adalah selalu adanya pengumuman piala baru disetiap akhir upacara. Nah, biasanya yang mendapatkan piala akan disebut namanya untuk maju ke depan mimbar dan mendapat tepuk tangan meriah. Aku suka sensasinya, sungguh! Setelah upacara biasanya semua Smanda Civil yang aktif organisasi akan berkumpul dengan ektrakulikulernya, termasuk aku. Aku selalu bergabung ke Paskibra dulu untuk mendapatkan jatah makan (baca push up) yang herannya selalu bikin aku seneng. Setelah itu aku bergabung ke Tenda untuk unjuk bakat, biasa teriak-teriak berasa nggak ada orang aja di lapangan, padahal ramai banget (>,<)

Ketika latihan - Pasukan 8
Upacara di Smanda nggak cuma ada setiap hari Senin dan hari penting Nasional aja. Setiap tanggal 27 Januari, Smanda akan mengadakan Upacara Pengibaran Bendera dalam rangka ulang tahun Smanda. Biasanya nih, anak-anak Smanda Golden Voice (SGV) akan unjuk bakat menampilkan lagu Mars dan Hymne Smanda, bahkan terkadang perwakilannya akan unjuk bakat dalam olah vokal dan musik, keren! Setiap “Hari Guru” Upacara Pengibaran Bendera akan ditutup dengan adanya Mawar Merah atau Mawar Putih yang telah dibawa Smanda Civil untuk guru favoritnya, sedih deh kalau liat langsung :’) kata-kata “Ibu/Bapak terima kasih ya untuk didikannya” dan pelukan antar guru dan murid yang terjadi dimana-mana. Nice view!!! Yang nggak kalah sensasional adalah Upacara 17 Agustus ketika aku kelas XI. Aku cukup bangga bisa menjadi salah satu dayang pasukan delapan disaat bulan puasa pula :’D Itu adalah upacara terkeren sepanjang hidupku.
Upacara 17 Agustus - Pasukan 17 dan Pasukan 8 - Smanda
Seperti kebanyakan sekolah pada umumnya, Smanda punya fasilitas yang terbilang sangat baik. UKS, Perpustakaan, Lab Fisika, Lab Kimia, Lab Biologi, Lab Bahasa, Ruang Kesenian, Kelas, Ruang Guru, Ruang Kepsek, Lobby dan Kantin. Semuanya sangat bersih dan diatas rata-rata menurutku. Dari sekian banyak fasilitas itu, yang paling asik dikunjungi ya cuma Kantin. Tempatnya keren banget, bersih dan luas, lebih mirip Food Court, yang jualan disana juga harus pake celemek minimalnya. Kebersihan sangat jelas diutamakan. Makanan favorit aku yang pertama adalah mie goreng Ibu Ganjen. Heran, mienya pake "Mie Goreng Sedap" tapi kalau udah diolah sama Ibu rasanya enak banget. Telurnya yang direbus tanpa diorak-arik dan tambahan saos bikin makin seru ngemie :D Aku juga suka Nasi Lengko Ibu Gemuk, enyaak… dan susunya Aa, hahaha :D Maksudnya yang jual biasa dipanggil Aa. Beliau menjual berbagai minuman termasuk susu :p Biar anak Smanda sehat katanya.
Hal yang tidak bisa dilupakan adalah ketika akhir tahun sekolah. Kelas XII mungkin menjadi kenangan terindah terutama bersama anak-anak ACTIVE (Association of Class Twelve Science Seven), kalau orang awam menyebutnya kelas XII IPA 7 hahaha :D Di Smanda setiap kelas punya nama masing-masing. Masa-masa dikelas XII ini yang paling penuh warna, aku bertemu dengan sahabatku (Yuyun, Hijah dan Wiwin), bikin buku kenangan, bikin video untuk Perpisahan dan yang nggak kalah seru adalah masa ketika kami harus berjuang bersama untuk masa depan. Benar-benar masa akhir SMA yang penuh canda tawa dan kekonyolan, jelas nggak mungkin aku temui kembali saat ini. 
Wiwin, Hijah, Aku dan Yuyun
Setelah foto untuk buku kenangan akhir tahun - Tema 17 Agustus
Kita memang banyak berjuang bersama dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah, Ujian Praktikum, Ujian Nasional dan Ujian Masuk Perguruan Tinggi. Dimulai dari adanya jam tambahan yang biasa disebut pengayaan tapi kita selalu menyebutnya penganiayaan, ikut les, diskusi bahkan pemilihan mentor untuk menjadi guru pilihan dikelas. Menghadapi masa-masa kritis menuju Perguruan Tinggi memang memuakan, membuat aku dan teman-teman mau tak mau melakukan banyak hal konyol untuk menghibur diri. 
Ketika belajar dan galau Universitas
Banyak masyarakat berkata bahwa masuk Smanda adalah jaminan masuk UI, ITB, UGM, IPB, UNPAD dan sebaris PTN bergengsi lainnya. Memang  nggak sepenuhnya salah karena memang banyak Smanda Civil yang masuk PTN bergengsi tersebut baik melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, PMDK sampai jalur Kemitraan. Smanda memang sudah punya nilai tersendiri di PTN manapun, tapi sayangnya nggak semua Smanda Civil bisa berjalan mulus. Aku juga sempat mengalami galau Universitas, meskipun aku telah berhasil masuk jalur USMI IPB sebelum UN 2012 dan bisa saja masuk UI melalui jalur kerja sama dijurusan manapun.
Coretan galau Universitas dikelas

Namun, dari segala hal yang ada di Smanda, hal yang paling membanggakan adalah ketika bisa wisuda atau lulus dari sekolah itu. Pasalnya ujian akhir sekolah disana bisa dibilang nggak semudah membalikan telapak tangan. Aku bahkan sempat depresi berat ketika Ujian Praktikum, terutama untuk mata pelajaran Biologi, Agama dan Olahraga. Sungguh beratnyaaaa….. :’( Well, akhirnya Gedung Pancakabraja Pertamina, Medali Emas Smanda dan buku kenangan menjadi saksi kelulusanku di tahun 2012. Tepat waktu dengan nilai akhir yang sangat memuaskan :D Terima kasih Smanda, Sekolah Unguku…Terima kasih Allah, yang telah mempertemukan aku dengan orang-orang yang aneh dan nyeleneh tapi penuh kreatifitas, inovatif, dan penuh inspirasi… Terima kasih atas segala kenangan itu, yang selalu mengajarkan bahwa “setiap manusia selalu berpotensi untuk menjadikan mimpinya menjadi nyata.
VIVA SMANDA!!! 
Foto akhir tahun
Foto bersama "Angkatan Kerah Putih Terakhir" 
Saksi Prestasiku saat itu
Cover Buku Kenangan
Kenangan ini....
X-6 * Dies Siez - Setelah makan bersama
XI IPA 6 * Keraton - Jalan-jalan bersama wali kelas
XII IPA 7 * Active - Foto akhir dikelas
dan kekonyolan ini.....  
Fisika - Baca tulisan bawah
Iseng pura-pura bisa main gitar 
Aku, Yuyun dan Hijah - Over cinta Smanda 
This is the last but this is the best

DAMN!!! I LOVE SMANDA...